Hujan dan Rembulan
Gelapnya
malam mengundang sebuah kenangan
Alam
selalu mendukungmu untuk kurindukan
Bau
hujan yang khas masuk menusuk hidung
Membebaskan
kembali memori yang telah aku kurung
Rintik hujan
yang menemani tak lagi sama
Tak kutemui
rupamu disana
Tawamu terbayang jelas di kepalaku
Suaramu lantang memanggil
Mengajakku untuk bermain bersama hujan
Sudah cukup…
Aku ingin memejamkan mataku
Membiarkannya untuk beristirahat sementara waktu
Mataku lelah mencarimu di setiap sudut malam
Yang kutemui hanyalah rembulan
Lenteranya setia menemani kegelapan
Seakan memberiku isyarat untuk mengakhiri pencarianku
Pikiranku sedang tak
bersamaku
Ia sedang berada
didepanmu
Menghafal rupamu, sedikit
bermain denganmu, lalu kembali ke asalnya
Lantas, bagaimana mungkin
aku bisa melupakan senyum manismu ?
Tidak ada komentar: